Artikel K3 : K3 Merupakan Tata Nilai
Sebagian perusahaan yang sudah menerapkan sistem keselamatan menjadikan K3 sebagai prioritas utama. Hal ini dapat dilihat dari berbagai slogan yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Tentu saja hal ini sangat baik jika memang K3 dijadikan prioritas utama didalam setiap aktifitas yang dilakukan. Namun pada kenyataannya dapat dilihat bahwa seringkali K3 dikalahkan oleh berbagai prioritas lain seperti target produksi, permintaan pelanggan dan biaya. Pada saat itu K3 tidak lagi menjadi prioritas utama, mungkin sudah menjadi prioritas paling bawah dan hampir dilupakan.
Untuk menerapkan K3 berkelanjutan maka paradigma ini harus diubah dengan menjadikan K3 sebagai tata nilai (value) dan bukan hanya sekedar prioritas utama. Apa yang dimaksud dengan tata nilai?. Dan apa bedanya dengan prioritas?. Ilustrasi berikut mungkin bisa memberikan gambaran perbedaan diantara keduanya. Setiap orang memiliki kebiasaan pada saat bagun pagi sebelum berangkat kerja. Kebiasaan tersebut pada umumnya sudah menjadi rutinitas dan prioritas masing-masing. Ada yang memperioritas kegiatan ibadah, membaca koran, olah raga, sarapan, dan sebagainya. Masing-masing orang memiliki prioritas berbeda-beda. Namun prioritas tersebut bisa berubah jika kita terlambat bangun dan harus segera berangkat kekantor karena tidak boleh terlambat. Pada saat demikian, maka semua aktifitas rutin yang tadinya menjadi prioritas bisa jadi ditinggalkan. Meskipun demikian ada satu aktifitas yang tidak boleh ditinggalkan dan harus tetap dilakukan, karena hal tersebut merupakan tata nilai bagi setiap orang, yaitu berpakaian. Bagaimanapun kondisinya kita tetap harus berpakaiaan jika mau berangkat kekantor.
Jika K3 sudah menjadi tata nilai bagi suatu perusahaan, maka K3 tidak akan pernah ditinggalkan bagaimanapun kondisi yang dihadapi. K3 tidak akan pernah dikalahkan oleh kepentingan manapun termasuk produksi ataupun pelanggan. Hal ini bukan berarti bahwa K3 menghambat proses produksi atau bisnis, justru K3 dapat membantu menjamin keberhasilan proses produksi atau bisnis tersebut dengan mempertimbangkan semua risiko kegagalan.